LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
DASAR I
PEMISAHAN CAMPURAN
(FILTRASI DAN
SUBLIMASI)
Dosen
Pengampu: Dr. Kartimi, M. Pd.
![]() |
Oleh:
Nama : Atiah Nur Hasanah
Nim : 1413163054
Kelas : Biologi C
Kelompok : 6
Asisten
Praktikum : Diana Yulianti
Rina Rahmawati
LABORATORIUM
IPA BIOLOGI
JURUSAN
BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON
2013
PEMISAHAN
CAMPURAN
(FILTRASI
DAN SUBLIMASI)
A. Tujuan Praktikum
1. Memisahkan campuran yang terdapat dalam
minuman fanta grape.
2. Melakukan pemurnian naftalen.
B. Dasar Teori
Proses
pemisahan dan pemurnian suatu zat dari zat lain yang tidak diinginkan,
merupakan proses yang sangat penting pada pembuatan suatu senyawa. Ada berbagai
macam cara pemisahan dan pemurnian suatu zat dari campurannya secara fisik
antara lain: Pemisahan cair-cair dapat dilakukan dengan cara destilasi,
ekstraksi dan koagulasi. Pemisahan padat-cair dapat dilakukan dengan cara
dekantasi, filtrasi, adsorpsi dan destilasi. (Kartimi, 2013)
Campuran adalah materi yang terdiri
atas dua macam zat atau lebih dan masih memiliki sifat-sifat zat asalnya. Jika
kita mencampur minyak dengan air, terlihat ada batas di antara kedua cairan
tersebut. Jika kita mencampur dengan alkohol, batas antara keduanya tidak
terlihat. Minyak dan air membentuk campuran heterogen.
Campuran heterogen adalah campuran
yang tidak serbasama, membentuk dua fasa atau lebih, dan terdapat batas yang
jelas di antara fasa-fasa tersebut. Alkohol dan air membentuk campuran homogen.
Campuran homogen adalah campuran yang serba sama di seluruh bagiannya dan
membentuk satu fasa. (Yusuf, 2011)
Metode pemisahan merupakan suatu cara
yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau skelompok
senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik
dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan
untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering
disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam
suatu sampel (analisis laboratorium).
Berdasarkan tahap proses pemisahan,
metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan
sederhana dan metode pemisahan kompleks.
Filtrasi atau penyaringan merupakan
metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan
alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran
partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat
yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan
pelarut. Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk
larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat
sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas). (Yusuf, 2011)
Dekantasi yaitu pemisahan
komponen-komponen dalam campuran dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi
dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair
dengan zat cair yang tidak saling campur (suspensi). Contoh: Pemisahan campuran
air dan pasir. (Yusuf, 2011)
Destilasi merupakan metode pemisahan
untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat
atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah
titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk
larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak
terlalu dekat. Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan
pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang
diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap
yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut
destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah proses
penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum.
(Yusuf, 2011)
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat
oleh bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan
pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran
renik atau organisme. (Yusuf, 2011)
Metode ekstraksi
pelarut didasarkan pada perbedaan kelarutan komponen campuran pada pelarut
tertentu dimana kedua pelarut tidak saling melarutkan. (Yusuf, 2011)
Pemanasan yang
dilakukan terhadap senyawa organik akan menyebabkan terjadinya perubahan fasa,
salah satunya antara lain apabila zat pada temperatur kamar berada dalam
keadaan padat, pada temperaturtertentu akan langsung berubah menjadi fasa gas
tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu disebut sublimasi. (Kimiamagic, 2010)
Sublimasi adalah
proses perubahan zat dari fasa padat menjadi uap dan uap dikondensasi langsung
menjadi padat tanpa melalui fasa cair. (Kimiamagic, 2010)
C. Alat dan Bahan
Filtrasi
1. Alat filtrasi
a. Gelas kimia 2 buah e. kaki tiga
1 buah
b. Pemanas spirtus 1 buah f. corong kaca 1
buah
c. Kertas saring 1 lembar g. spatula 1 buah
d. Kassa 1 buah
2. Bahan filtrasi
a. Tablet norit (karbon aktif) 2 buah
b. Air mineral
Sublimasi
1. Alat sublimasi
a. Gelas kimia 2 buah e. kaca arloji
1 buah
b. Pemanas spirtus 1 buah f. spatula 1 buah
c. Kassa 1 buah
d. Kaki tiga 1 buah
2. Bahan sublimasi
a. Naftalena 2 buah
D. Prosedur Kerja
Filtrasi
1. Dua tablet norit dimasukkan ke dalam
gelas kimia yang telah diisi fanta grape sebanyak 25 ml.
2. Kemudian dipanaskan dan diaduk sampai
campuran norit larut sempurna.
3. Diamkan sampai terbentuk endapan
kemudian disaring dengan corong yang telah dilapisi dengan kertas saring.
4. Diamati dan dicatat perubahannya.
Sublimasi
1. Naftalen kotor (naftalen+pasir) yang
telah dihaluskan sebanyak satu spatula dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml.
2. Gelas kimia ditutup dengan kaca arloji.
3. Es batu diletakkan di atas kaca arloji.
4. Gelas kimia dipanaskan perlahan
menggunakan hotplate atau pembakar spirtus. Kemudian naftalen akan menguap dan
membentuk Kristal di bagian bawah kaca arloji.
5. Setelah dipanaskan, Kristal yang
terbentuk dikumpulkan dan diamati perbedaan naftalen sebelum dan sesudah
sublimasi ini.
E. Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan Filtrasi
Warna
filtrate pada norit
|
|
Sebelum disaring
|
Sesudah disaring
|
Sebelum dipanaskan:
Banyak gelembung,
warna kuning kehitaman, tablet norit langsung larut.
|
Warna air menjadi
jernih (abu-abu bening), terdapat endapan hitam.
|
Sesudah dipanaskan:
Warna hijau kehitaman
menjadi hitam pekat.
|
Tidak ada gelembung.
|
Tabel pengamatan Sublimasi
Sebelum
sublimasi
|
Setelah
sublimasi
|
||
Warna
kristal
|
Bentuk
kristal
|
Warna
kristal
|
Bentuk
kristal
|
Putih
|
Serbuk
|
Bening
|
Padatan
|
Naftalen+pasir
jadi kotor
|
Naftalena
menempel pada tanah
|
Naftalena
berubah menjadi gas dan dari gad menjadi padat dan menempel pada kaca arloji
bagian bawah.
|
Seperti kepingan
Kristal.
|
F. Pembahasan
Berdasarkan
praktikum filtrasi yang telah saya lakukan menggunakan sampel tablet norit yang
dilarutkan ke dalam 25 ml fanta grape. Kemudian dipanaskan sambil diaduk
sehingga campuran tersebut merata. Setelah merata kemudian diangkat dan
didiamkan agar mengendap lalu disaring, zat pengotor akan tertahan di kertas
saring. Dan yang lolos dalam penyaringan adalah zat yang bening dan jernih
berwarna abu-abu bening tanpa endapan.
Berdasarkan
praktikum sublimasi yang telah saya lakukan menggunakan naftalen kotor
(naftalen+pasir), dan ditambahkan air diaduk di atasnya ditutup dengan kaca
arloji yang diberi es batu lalu dipanaskan di hotplate dengan suhu 95°C. Setelah
beberapa menit kemudian naftalen tersebut menguap (dari air ke gas)
mengeluarkan asap dan naftalen tidak lagi menyatu dengan pasir bahkan naftalen
berhamburan ke atas membentuk Kristal (dari gas menjadi padatan), sedangkan es
batu yang di atas mencair berangsur-angsur hingga menjadi air kembali.
Hal
ini sesuai dengan teori proses sublimasi yaitu proses perubahan zat dari fasa padat menjadi uap dan uap
dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair. (Kimiamagic, 2010)
G. Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah saya lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada pemisahan campuran dalam minuman
fanta grape setelah disaring hasilnya bening tanpa endapan. Larutan berwarna
abu-abu bening.
2. Pada pemurnian naftalen akan terbentuk kepingan-kepingan
Kristal di bawah kaca arloji tersebut, dan terbentuk padatan yang keras di
dalam gelas kimia tersebut.
Daftar
Pustaka
(Kimiamagic, 2010). Sublimasi. Kimiamagic.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20
November 2013, 02.34 PM.
Dr. Kartimi, M.Pd, dkk. 2013. Buku Panduan Kimia Dasar, Biologi Umum dan
Fisika Dasar. Cirebon: Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon.
Yusuf, 2011. Praktikum
Pemisahan Campuran. Chemist-polban.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 November 2013, 02.44
PM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar